Nonton Pertunjukan Kuda Lumping

Kalian pernah nonton kuda lumping? Apa yang kalian rasakan ketika nonton? Takutkah tapi penasaran/terhiburkah?

Yukk kita simak sharing kali ini cekidot....

Kuda lumping adalah tarian tradisional dari Pulau Jawa. Kuda lumping atau biasa disebut jaran kepang di era sekarang memang sudah jarang kita temui.

Biasanya sekelompok penari kuda lumping berjalan dari satu desa ke desa lainnya untuk menampilkan atraksinya dengan membawa properti dan alat musik yang mereka sediakan sebelumnya. Properti yang mereka bawa diantaranya kuda lumping, cambuk, selendang, kacamata hitam, gelang kaki, gelang tangan, kaca atau biasa disebut beling, obor beserta koreknya dll. Selain properti mereka juga membawa alat musik gamelan seperti gong, kendang, kenong dan selompret. Biasanya mereka juga dandan pakai make up seadanya dan memakai kostum seperti adat Jawa, tak ketinggalan blangkon juga tentunya.

Pertunjukan kuda lumping didesa biasa dimulai sejak bada isya sampai jam 10 malam. Tarian ini juga terkenal mistis. Ada yang kesurupan dengan menari-nari atau dengan berlarian, bisa juga kadang penari yang kesurupan bertingkah konyol yang mengundang tawa dari penonton. Atraksi makan beling kaca ataupun atraksi makan api sudah terbiasa mereka lakukan. Melestarikan kesenian sekaligus sebagai profesi adalah satu kesatuan yang sudah menjadi santapan mereka sehari-hari. Good job👍

Banyak kejadian lucu sekaligus menegangkan bagi siapa saja yang menonton. Tapi disini saya ingin sedikit menceritakan momen dimana seorang bapak-bapak yang mengayuh sepeda ontelnya dengan memboncengkan istri dan kedua anaknya yang masih kecil. Mereka lewat di sekelompok penari yang sedang menampilkan atraksinya. Karena memang pertunjukan ini dijalan biasa jadi maklum saja kalau ada kendaraan yang lewat. Tak jarang sebagian orang yang ketakutan saat lewat hahaha bisa dibayangkan kan betapa gugupnya mereka pas lewat.

Bapak dengan memboncengkan istri yang menggendong anaknya yang masih kecil dan anak satunya yang duduk didepan dengan sepeda ontelnya. Dijaman sekarang masih ada orang yang naik sepeda ontel bareng anak dan istrinya. Huhu sedih sebenernya liatnya. Sumpah si saya ketawa waktu itu, berasa hati nurani saya turun level kaya terjun dari lantai 10 gitu deh.

Bapak yang masih tetap mengayuh sepedanya sementara istrinya takut dan kemudian jreeeeenggg langsung lompat dari sepedanya dan si bapak kaget hilang kendali sementara lagi anaknya yang duduk didepan juga lompat dari dudukannya. Bapak ini langsung tambah hilang kendali kagetnya bukan main kali yaa mak jlebbbbb oleengggg dan criingggg 

"Dubraggg" (si bapak dengan sepedanya menabrak dedaunan pinggir jalan dan langsung turun dari sepedanya sementara anak dan istrinya berlarian dengan bergendeng tangan) ini momen terharu melihat kesederhanaan mereka sekaligus menyedihkan sii bagi saya.

Sebut saja turkiyem dan gembrot:

Turkiyem: "aduhhhh lah piye pak pak wong koh ora gelem mudun diset yo ngabrug tetehan toh hahahaha" (ketawa terbahak-bahak)

~~Turkiyem: "aduhhhh lah gimana pak pak koh gx mau turun dulu yaa jatuh hahahaha" 

Gembrot: "sengalon pak kae anak bojone Ojo ditinggal kae delok mlayu be nganti prembet-prembet tetehan" 

~~Gembrot: "ati-ati pak anak istrinya jangan ditinggal tuh lihat lari aja sampai prembet-prembet tetehan" 

😂😂 Wkwkw bahasa Indonesianya prembet-prembet apaan yak. Hehehe

Hohoho sumpah saya ketawa sekaligus kasian melihat mereka, ya bukan saya doang si tapi diketawain semua orang yang nonton pertunjukan itu coba bayangkan bagaimana rasanya. Disisi lain kita bersyukur karena dijaman sekarang semua serba ada serba difasilitasi sementara si bapak dan keluarga itu terlihat sederhana. Saya merasa bersalah waktu itu melihat ekspresi keluarga tersebut. Ada orang ketakutan kesusahan tapi malah banyak yang ketawa. Jangan ditiru yaa temen-temen hehe.

Banyak hal yang bisa kita ambil pelajaran dari sharing kali ini. Kesenian yang harus dilestarikan, kesederhanaan, kebahagiaan dll monggo ditambahkan sendiri yak wkwkwk.